Quality Assurance (QA) adalah suatu bidang profesi di sebuah perusahaan yang bertugas untuk memastikan bahwa sesuatu bekerja sebagaimana mestinya. Quality Assurance bisa perangkat keras atau perangkat lunak, atau bahkan menulis. memiliki proses QA sangat penting untuk keberhasilan perusahaan dan kepuasan pelanggan. Tentu sangat baik apabila kita bisa mengetahui apakah terdapat kerusakan atau ketidaksesuaian pada produk sebelum digunakan oleh pengguna. t
t
“Anything that can go wrong, will go wrong.” -Murphy’s Law.
t
t&nbsp;
Di sebagian besar perusahaan produk, QA sering kali menjadi penjaga gerbang dalam menentukan apakah fitur tersebut siap dirilis atau tidak. Sementara beberapa mungkin mengurangi QA hanya untuk pengujian, ada lebih banyak lagi. 
t

Quality Assurance (QA) memiliki dua bagian pengujian terpisah: pengujian manual dan otomatis. Tugas utama QA manual tester adalah menjalankan regresi dan pengujian fitur baru, sedangkan QA automated tester hanya berfokus pada penulisan kode. 
t
Pengujian manual dan otomatisasi sama pentingnya. Kesenjangan antara kedua hal tersebut semakin kecil saat ini. Hal ini disebabkan perusahaan mengharuskan karyawannya memiliki pengalaman dalam pengujian manual dan otomatis. 
t t&nbsp;
<h2 style="text-align:left;">– Manual Testing&nbsp;</h2>
Manual testing merupakan cara yang dilakukan oleh QA tester dengan pendekatan secara manual. Jadi software langsung dicoba oleh tangan manusia. Manual testing merupakan metode klasik yang masih digunakan hingga kini.
QA tester melakukan pengujian fitur - fitur dari software/produk. Pengujian yang dilakukan meliputi aspek kesesuaian hasil software yang diuji dengan rancangan awal pengembangan. t&nbsp;
Prosedur melakukan manual testing
<ol>
<li>kumpulkan persyaratan menggunakan langkah analisis persyaratan dengan tujuan mengumpulkan dan memahami produk yang ingin dihasilkan. </li>
<li>membuat rencana pengujian agar dapat mengidentifikasi dan menyusun kasus uji yang akan mencakup semua persyaratan yang terdapat dalam dokumentasi proyek. </li>
<li>menyampaikan test case pengujian kepada pimpinan projek atau bahkan menyampaikan kepada client jika dibutuhkan</li>
<li>Melakukan pengujian menggunakan test case satu persatu dengan kondisi hasil pengujian yakni :</li>
<ol>
<li style="text-align:justify;">Passed : sesuai hasil yang diharapkan</li>
<li style="text-align:justify;">Failed : tidak sesuai hasil yang diharapkan</li>
<li style="text-align:justify;">Skipped : pengujian tidak dapat terselesaikan</li>
</ol>
<li>Mencatat hasil pengujian secara utuh, termasuk jika ditemukan bug ataupun hasil yang tidak sesuai dengan persyaratan produk</li>
<li>Melaporkan hasil pengujian kedalam bentuk laporan mendetail terkait jumlah test case yang dijalankan dan kondisi hasil pengujian yang didapatkan.</li>
</ol>
&nbsp;

<h2 style="text-align:justify;">– Automated Testing</h2>
Berbeda dengan manual testing, maka QA tester dalam melakukan automated testing perlu membuat kode atau skrip pengujian. Skrip tersebut akan dijalankan dengan bantuan automated testing tool. Skrip yang telah tertulis dengan benar dan kemudian dijalankan melalui automated testing tool akan melakukan validasi secara otomatis pada software yang sedang di-testing. Meskipun proses pengujian telah dibantu oleh tool, namun masih perlu peran QA tester dalam memvalidasi terkait hasil pengujian yang dilakukan. &nbsp;
Pada artikel selanjutnya kita akan bahas lebih mendalam terkait <a href="https://dumbways.id/blog/coming-soon" target="_blank">QA - Manual Testing</a> &nbsp;&nbsp;

Quality Assurance (QA) adalah suatu bidang profesi di sebuah perusahaan yang bertugas untuk memastikan bahwa sesuatu bekerja sebagaimana mestinya

Quality Assurance (QA) ?